Terimakasih atas kunjungan Anda, komentar Anda pasti sangat berarti bagi kami. Salam.

Jumat, 07 Oktober 2011

Rekoleksi DPP

Rekoleksi DPP
REKOLEKSI DPP ST. PIUS X AEKKANOPAN BERSAMA DENGAN KELUARGA





Hari Pertama

NYANYIAN DAN DOA PEMBUKAAN (Puji Syukur 565)

“SETTLING IN”
Kejujuran, kesahajaan, serta niat baik untuk diri sendiri sangat dibutuhkan untuk mengikuti dan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
1. Apakah anda bahagia pada saat ini dalam hidup anda? Jika ya…. mengapa ? Jika tidak… mengapa? Anda boleh melukiskannya secara singkat sekarang apa yang terjadi. Apakah ada pertanyaan yang sering muncul dalam hati anda, yang hanya anda sendiri tahu pertanyaan itu?
2. Ingatlah suatu masa sulit / krisis dalam rentang sejarah hidup Anda sampai sekarang. Masihkah krisis itu berlanjut sekarang atau sudah menghasilkan suatu perubahan yang baik?
3. Adakah yang membuat anda merasa hampa saat ini? Atau adakan kecemasan Anda sekarang?
4. Apa yang Anda paling rindukan terjadi dalam diri Anda sekarang ini?


PEMULIHAN
Jawablah 12 pertanyaan di bawah ini dengan mengingat masa lampau anda. Berilah nilai kepada diri Anda bergerak dari 50 s/d 100 dan tuliskan di depan setiap nomor di dalam tanda kurung. Catatan: Berilah nilai kepada diri Anda dengan nilai yang penuh tidak setengah-setengah. Misalnya nilai 70 tidak 75. Tentu kejujuran dan kesederhanaan sikap hati sangat dibutuhkan. Setelah
( ) 1) Ketika masalah datang, secara spontan saya semakin memperhatikan kesehatan fisik saya dan mengkontrol emosi saya kemudian mencoba mencari orang untuk saya bantu.
( ) 2) Saat masa depan terasa suram, saya mencari waktu sedikit untuk bermenung dan berdoa. Sebab aku yakin pada waktunya yang tepat sebuah harapan akan muncul untuk melahirkan semangat baru dalam memperbaiki masa depanku, kendati pelan namun pasti.
( ) 3) Jika saya mengalami kepiluan karena masalah yang kuhadapi, saya mampu mengungkapkannya tampa kesulitan sebab saya yakin jika itu kuungkapkan maka saya melepaskannya sehingga tidak membebaniku lagi.
( ) 4) Saya tidak terlalu mau pusing menghadapi masa sulit karena saya sadar itu adalah bagian normal dari kehidupan.
( ) 5) Saya tidak segan-segan mencari seseorang yang saya anggap berkompoten dan terpercaya untuk mengungkapkan segala pengalaman hidup yang sulit yang saya hadapi.
( ) 6) Saya cukup terbiasa untuk mengungkapkan kepelikan hidup dengan seseorang sahabat yang bisa diajak untuk tukar pengalaman.
( ) 7) Saat seseorang yang sangat saya cintai dan sangat berarti bagi dalam keadaan kesulitan berat atau sakit yang mencemaskan, atau bahkan tidak ada lagi harapan untuk bersamanya, saya cukup memiliki antisipasi pribadi untuk menghibur diri.
( ) 8) Saya cukup memiliki pengalaman dan pelajaran untuk mendapat penghiburan rohani atau menemukan makna setelah beberapa saat berlalu pengalaman pahit hidupku.
( ) 9) Saya cukup mampu memaafkan diriku setelah aku merenungkan bahwa Tuhan juga mengapuni kekurangan dan dosaku.
( ) 10) Saat aku mengalami beban berat hidupku aku tidak cenderung mencari jalan atau perbuatan pelarian.
( ) 11) Saya biasanya mampu dengan tenang melihat secara detail persoalan yang saya hadapi apakah hal itu diakibatkan oleh kelalaian dan kelemahanku atau tidak.
( ) 12) Saya pernah mengalami suatu pergolakan hidup yang sangat memberikan pelajaran berharga bagi hidupku sampai saat ini.

Parah : 660 ke bawah : Krisis dan Rentan
Biasa : 660 – 840 : Normal
Mantap : 840 – 990 : Cenderung bahagia.

PENCERAHAN
Untuk sampai kepada suatu pencerahan, kita mencoba semakin masuk pelan-pelan ke dalam jawaban-jawaban kita di atas. Kita melihat lebih seksama mana kekuatan dan kelemahan kita terutama dalam menghadapi suatu masa sulit hidup kita. Kita mau mencoba menemukan titik balik dari kesulitan yang ada untuk lebih memperbaiki diri dengan kesediaan untuk berobah. Krisis harus mesti kita jadikan sebagai kesempatan emas untuk mengubah diri dengan campur tangan Tuhan. Itulah yang menjadi pencerahan hidup kita.

PEMBACAAN INJIL LUKAS 19: 1-10

LATAR BELAKANG
Jeriko adalah satu kota yang makmur dan karenanya dia menjadi kota yang penting. Kota ini memiliki satu perkebunan palma yang sangat luas dan kaya sehingga kota ini disebut sebagai KOTA PALMA. Dunia mengenalnya sebagai penghasil balsem terkemuka. Semerbak wangi balsem menyebar setiap hari ke radius ribuan kilometer. Selain itu kota ini mempunyai lahan bunga mawar yang luas dan tertata apik. Kota ini diibaratkan seorang gadis cantik, kaya dan memiliki daya pikat dan daya pukau bak “miss universe”.
Di kota inilah hidup seorang yang bernama Zakeus. Dia memiliki segala sesuatu tetapi di kedalaman hatinya ia sering merasa tidak memiliki apa-apa kecuali kehampaan hidup. Ada ruang yang sangat vakum di dalam batinnya. Dan hal itu sering membuatnya gelisah dan tidak pernah merasa damai dan tenang. Di tengah kesuksesan kerja kerasnya ada rasa kegagalan hidup. Di saat menikmati hidup serba berkecukupan ada rasa kehampaan yang pahit. Dalam kehidupan penuh hiburan ada kesepian yang menggelisahkan batinnya. Dia selalu bertanya dalam hati : Apa yang kurang dalam hidupku; Apa yang hilang dalam hidupku????? Yang kurang dan hilang dalam hidup Zakeus adalah situasi kehidupanya yang kondusif untuk siap bertemu dengan Tuhan. Cerita tentang Zakeus di atas adalah kisah singkat tentang sebuah penemuan, yakni penemuan cinta.
Pada zaman Yesus, ada dua tipe orang yang dianggap masyarakat sebagai pendosa kelas berat yakni orang yang doyan selingkuh dan orang pemungut cukai. Kedua kelompok ini merasa diri tidak layak di hadapan masyarakat sehingga mereka merasa diri terpinggirkan dan merasa diri tidak diterima oleh masyarakat. Kepada orang-orang seperti ini Injil Lukas memberi perhatian khusus dengan sebuah pesan bahwa Yesus datang bukan untuk orang baik tetapi dia datang untuk dan demi keselamatan orang-orang berdosa. (Lk 7:34)
Zakeus adalah seorang kepala bea cukai. Dia seorang Yahudi yang mempunyai reputasi kerja dalam pemerintahan penjajah yakni orang Romawi. Inilah juga salah satu alasan yang sangat berat mengapa orang-orang Yahudi (sebangsa dengan Zakeus dan Yesus) sangat membenci Zakeus. Seharusnya dia berpihak kepada bangsanya Yahudi yang sedang terjajah tetapi kenyataanya justeru sebaliknya, dia malah ikut mengisap darah sebangsanya melalui bea cuakai.

MASA KRISIS
Kondisi di atas membawa Zakeus ke dalam masa krisis dalam hidupnya. Dia merasa relasinya dengan sesama sangat klise dan rapuh; Seperti seseorang yang ada dalam penyakit stadium tinggi serasa dekat dengan kematian; Penampilannya memang necis tetapi di dalam hatinya sangat merasa morat-marit dan compang-camping; Dia merasa tidak dipercayai oleh siapa pun; Semakin lama dia semakin kesepian dan merasa terpisah dari dirinya sendiri. Hal ini yang sangat menjadi puncak dari segala puncak krisis hidupnya.
Kondisi ini semakin membuat dia sering bertanya dalam hati : Apa yang kurang dalam hidupku; Apa yang hilang dalam hidupku????? Sekali lagi: Yang kurang dan hilang dalam hidup Zakeus adalah situasi kehidupanya yang kondusif untuk siap bertemu dengan Tuhan. Cerita tentang Zakeus di atas adalah kisah singkat tentang sebuah penemuan, yakni penemuan cinta.
Dalam bahasa China, kata “Krisis” memiliki dua sisi atau nuansa yakni: Bahaya dan Kesempatan atau Peluang. Dalam bahasa kita (Indonesia) kata krisis lebih bernuasa bahaya berat. Kedua sisi atau nuansa pemahaman kata krisis ini harus serentak dijalankan atau diaplikasikan. Mengapa? Karena kondisi bahaya, maka mendesak untuk ditangani. Dan karena merasa terdesak, maka energi dan kekuatan kita akan muncul di luar dugaan kita sehingga kita lebih berani memutuskan dan segera bertindak. Keberanian untuk memutusakan dan bertindak itu merupakan titik awal dari sebuah peluang untuk berobah.
Oleh karena itu, jika ada krisis hidup atau masa genting atau saat kesulitan yang paling puncak seolah tidak ada jalan keluar, jangan kalap dulu. Berhenti sebentar dan katakan kepada diri: “ini saatnya/ ini peluangnya yang tepat untuk berbalik ke arah yang baik dalam hidup ke masa depan”. Saat sulit adalah saat kelahiran baru. Karena kata orang bijak : “Tak ada kelahiran baru tampa kesakitan dan kepedihan” Para ibu yang melahirkan anak akan dengan sangat baik menerangkan ini kepada kita.
Hal inilah yang persis dialami Zakeus dalam cerita yang sangat bermakna di atas.

MASA KRISISKU
Setiap orang yang sudah masuk ke umur dewasa, pasti pernah mengalami masa krisis atau setidak-tidaknya masa sangat sulit yang tidak pernah bisa dilupakan.
Dalam majalah yang paling terkenal di Asia yakni “Asiaweek Magazine” pernah meliput secara diam-diam peri kehidupan Presiden Ferdinand Marcos. Setelah menjalani lima tahun masa kepresidenannya dia mengalami suatu masa krisis dalam hidup dan masa jabatannya sebagai presiden.
Dengan kelihaian luar biasa dari awak majalah “Asiaweek Magazine” mampu menerobos istana Marcos sehingga mendapat buku diarynya.
Dalam buku diarynya tertanggal 5 Januari 1970 dia menulis seperti ini: “ Im the most powerful man in Philippines. All that I have dreamed of – I have. More accurately, I have all the material things I want in life: a wife who is loving and is a partner in the things I do; bring children who will carry my name. A life well lived – ALL !!! BUT I FEEL A DISCONTENT. ( Akulah pria paling berkuasa di Philippina. Semua yang kuimpikan sudah kudapat. Sejatinya, saya mempunyai apa saja yang aku mau dalam hidupku: Istriku yang sangat sayang padaku dan sekaligus teman-kerjaku melakukan yang kumau. Istriku yang melahirkan anak bagiku untuk membawa namaku. Hidup makmur kunikmati SEMUANYA !!! TETAPI SAYA MERASA HAMPA.)
Dari pengakuan sang presiden di atas, kita memperoleh pelajaran hidup. Kekayaan, kuasa, ketenaran, istri yang penuh kasih sayang dan kepenuhan hidup duniawi saja tidak menjamin bagi kita untuk mendapat kedamaian dan sukacita sejati.
Kita hidup dan dipanggil untuk sebuah kedamaian dan sukacita sejati. Pertanyaan : Apakah kita mau? Jika kita mau, kita pasti bisa.
Santo Augustinus, putra Santa Monica sering mengulang-ulang ungkapan ini di depan banyak orang. “Tuhan, Engkau telah menciptakan kami untukMu saja dan hati kami tidak akan damai sebelum tinggal berlabuh padaMu.” Kata-kata ini juga selalu diucapkannya sebelum dia tidur.
Sekarang, entah apa status dan pekerjaan kita, entah kita sudah memiliki apa yang sudah kita impikan entah sebagian yang sudah kita rindukan sudah kita temukan, entah kita belum mendapat apa yang kita damba-dambakan, jika kita belum bertemu dan memiliki Yesus, kita merasa hampa. Demikian cerita Zakeus semakin memberi pemahaman hidup bagi kita.

MEMAKNAI KEJADIAN (v. 1)
Hidup kita terdiri dari rangkaian peristiwa yang satu ke peristiwa yang lain. Hidup kita terukir oleh pertemuan kita dengan orang yang satu ke orang yang lain setiap saat. Dan dalam setiap peristiwa serta pertemuan dengan orang lain tersembunyi suatu misteri di dalamnya. Perlahan-lahan peristiwa hidup harus disingkapkan untuk memperoleh pesan dan maknanya. Dengan seksama kita mesti mampu merenungkan hasil interaksi kita dengan orang lain terutama orang yang selalu kita jumpai setiap saat. Bagi orang beriman, tidak ada satupun peristiwa hidup yang terjadi kebetulan saja tetapi semuannya memiliki maksud dan tujuannya. Dan ketika kita sampai kepada suatu pemaknaan hidup dari kejadian yang satu ke kejadian hidup berikutnya pada saat itulah kita semakin berkembang dan berkembang lagi menuju kesempurnaan.
Yesus melawati kota Jeriko dan untuk pertama sekali berjumpa dengan Zakeus. Situasi yang paling pas bagi Zakeus untuk bertemu dengan Yesus. Moment itu merupakan titik yang paling kondusif bagi Zakeus untuk bertemu dengan Yesus karena kegelisahan hidup yang berkepanjangan. Masa genting itu memberanikan dia untuk tidak memperdulikan apa saja kata orang. Yang paling penting baginya bahwa dia mau bertemu dengan Yesus. Sebuah tekat yang sangat kuat. Memang sungguh benar kata orang bijak: It’s always darkest before the dawn. “Tak ada pagi yang cerah yang tidak didahului malam yang gelap”.
Ungkapan bijak ini tidak mungkin dari seorang yang tidak beriman. Dan bagi orang yang tidak beriman ungkapan ini tidak mempunyai arti pula. Tetapi untuk kita sebagai orang beriman, ungkapan ini tentu menjadi sebuah kekuatan terutama saat kita mengalami kegentingan hidup.
Di tempat ini, kita hendak sepengalaman dengan Zakeus. Tempat dan waktu ini adalah peristiwa yang berahmat bagi kita. Sebentar kita hendak menemukan ruang kosong dalam hidup kita untuk ditempati Yesus sebagaimana dialami oleh Zakeus.
Mengapa anda sekarang di sini? Pertanyaan lebih tajam mungkin: “Apa alasan sehingga saya ikut dalam piknik rohani ini”? Saya yakin jawaban-jawaban kita sangat majemuk, beragam. Kemungkinan, ada yang mengatakan:
• Aku ikut untuk sedikit relax. Masa teduh sejenak.
• Ada yang mengatakan: untuk penyegaran rohani sedikit.
• Ada yang mengatakan: Aku senang berjalan bersama dengan teman sepelayanan.
• Ada yang mengatakan : Sebagai anggota dewan paroki dan tim pastoral yang sudah ikut menentukan program ini pada paripurna yang lalu, tentu tidak baiklah jika saya tidak ikut.
• Ada yang mengatakan: Aku ikut saja. Pokoknya ikut saja.
• Ada yang mengatakan: Saya sedikit memaksa diri untuk ikut karena sebenarnya ada tugas yang mendesak kutinggalkan.
• Dll.
TIDAK PERSOALAN APAPUN ALASAN KITA. Dan tidak ada alasan yang salah. : Yang penting KITA ADA SEKARANG DI SINI dengan segala alasannya. Inilah cara Yesus mengundang kita secara unik dari yang satu ke yang lain. Kita ada di sini sekarang bukan sesuatu yang kebetulan saja. Yesus mempunyai maksud tersendiri dengan kehadiran kita sekarang di sini. Seperti Yesus menawarkan untuk masuk ke rumah Zakeus, demikian Yesus sekarang menawarkan diri untuk masuk ke lubuk hati kita yang terdalam. Di sana tentu ada masih ruang untuk Yesus. Yang dibutuhkan dari kita ialah kemauan menerima Dia. Keterbukaan kita untuk bertemu dengan dia secara personal dan penuh suasana kasih entah apapun pengalaman yang harus kita ikuti dari sekarang sampai kita pulang besok ke tengah keluarga kita. Dan mungkin pengalaman bersama Yesus di tempat ini, tidak akan pernah dilupakan seumur hidup. Terimakasih.
Marilah kita berdoa:



Hari Kedua

ARTI SEBUAH KEMAUAN ( vs.2-3)
Melihat kemauan keras dari Zakeus untuk bertemu dengan Yesus, sangat masuk akallah bahwa dia sudah cukup sering mendengar berita tentang Yesus dengan segala tindakan dan pengajaranNya. Kemauan dan keinginannya untuk melihat dan mengalami Yesus merupakan titik awal kebaharuan dalam hidupnya.
Kemungkinan bisa juga terjadi bahwa ada kemiripan pengalaman Zakeus ini dengan pengalaman kita. Sekian lama kita sudah mendengar dan mendengar tentang Yesus sejak kita mulai bisa berfikir dewasa. Dari saat ke saat kita mempunyai kemauan dan keinginan untuk bertemu denganNya terutama di saat-saat krisis dan masa genting. Betapa kita akan menjadi orang yang berutung jika kita juga mendapat pengalaman Zakeus di tempat ini bertemu dengan Yesus dan mengobah hidup kita.
Ketika kita melirik ke belakang masa-masa gelap hidup kita, kita ingin sekali mencari dan mencari Yesus untuk kita temukan. Santo Johanes dari Salib juga mengalami hal itu begitu lama masa kelam tetapi unjung-ujungnya dia menemukan kecerahan dalam Yesus. Abraham bapak orang beriman itu juga mengalami hal yang sama bahwa dia berangkat ke suatu tempat yang dia sendiri tidak tahu dimana tempat itu. Itulah masa gelap dan masa genting tetapi dia terus mencari dan berjalan dan akhirnya menemukan tempat itu. Itulah memang hakekat dari sebuah pencaharian, jika memiliki kemauan keras untuk menemukan pasti akan ditemukan juga. Hanya di saat genting dan gelaplah kita memiliki kekuatan istimewa /mendapat pelajaran yang berarti untuk tetap bertahan dan mencari dan kemudian MENEMUKAN.
Sebegitu kuat niat untuk mencari dan bertemu dengan Yesus, Zakeus melupakan martabatnya sebagai seorang kepala pemungut cukai, sebuah jabatan yang diincar-incar anggota masyarakat, rela memanjat pohon. Tindakan konyol dan kekanak-kanakan sebernarnya. Tetapi justeru itu yang menarik perhatian Yesus untuk mengubah hidup Zakeus. Di mata dunia, tugas sebagai anggota dewan paroki dan pelayan di gereja tidak berarti apa-apa dan tidak mendapat respek dari orang sekitar dan bahkan mungkin itu bagi dunia sebagai tindakan konyol tetapi kita yakin bahwa hal itu hal yang menarik perhatian Yesus untuk mengubah hidup kita. Ketika kita misalnya berdebu dan berlumpur mengunjungi stasi-stasi yang membutuhkan pertolongan kita, kita menemukan Yesus di sana.

MELUANGKAN WAKTU UNTUK YESUS (v.4)
Masa krisis atau saat-saat genting sering menjadi pembuka mata kita melihat kenyataan hidup dengan cara pandang / paradigma baru.
Pengakuan bahwa kita masih belum pernah MELIHAT Yesus adalah hal yang sangat mendasar dan pokok utama untuk memiliki keinginan untuk MELIHAT Yesus. Keinginan seorang yang buta untuk melihat adalah suatu contoh yang paling tepat untuk kita niatkan untuk MELIHAT Yesus. Jika keinginan itu makin kuat maka kita akan selalu mencari peluang (meluangkan waktu) untuk MELIHAT DAN BERTEMU dengan Yesus.
Meninggalkan rumah, meninggalkan kesibukan dan pekerjaan harian kita, dan datang ke tempat ini dengan jarak tempuh kurang lebih 200 km sama dengan usaha Zakeus meninggalkan rumah dan berlari ke depan untuk memanjat pohon. Untuk apa? Untuk MELIHAT Yesus. Meluangkan waktu dan mencari tempat yang cocok adalah sebuah jalan untuk bertemu dengan Yesus.
Sebegitu lama (sejak kita dibaptis) sudah mendengar dan bahkan menceriterakan Yesus, tetapi mungkin belum pernah BERTEMU denganNya. Mengapa? Karena kita tidak memiliki niat besar seperti niat Zakeus berlari ke depan dan memanjat pohon untuk melihat Yesus. Niat yang kuat untuk bertemu dengan Yesus akan mengalahkan rasa malas untuk doa lingkungan, rasa enggan untuk merasul dan mengalahkan kebosanan untuk mengikuti undangan rapat dll. Kita mengatakan: sibuk dan letih dengan segala pekerjaan harian kita. Itu benar sekali. Tetapi jika kita memiliki niat yang kuat untuk bertemu dengan Tuhan, usaha untuk bertemu dengan Tuhan akan menjadi bagian dari kesibukan dan keletihan kita. Dan itulah yang membuat kita berubah dan berkembang.

PERTEMUAN PERSONAL (v5a)
Yesus berhenti di samping pohon yang dipanjat oleh Zakeus dan menghadap Zakeus serta memanggil namanya. Pantas saja Zakeus terkejut seperti kena strom karena Yesus mengetahui dan memanggil namanya. Dia merasa luar biasa tersentuh dan tersentak. Siapa di antara kita yang tidak suka jika orang penting seperti Yesus mengetahui dan memanggil nama kita? Itu berarti bahwa kita diperlakukan secara personal dan special bagi diriNya.
Tidak hanya itu. Yesus meminta dia turun dari pohon serta menawarkan diri untuk masuk rumahnya. Hal itu tentu merupakan peristiwa besar bagi Zakeus. Sebuah tawaran dan undangan cinta. Tawaran cinta inilah yang menjadi sarana penyembuhan bagi Zakeus dalam masa kegentingan hidupnya. “Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita” (1 Joh.4:10). Suatu kepastian dalam iman kita bahwa Allah yang selalu mengambil inisiatif untuk mencintai kita. Tuhan jatuh cinta kepada kita. Yang diharapkan dari kita ialah kita menerima cintaNya.
Cinta Yesus lebih besar daripada dosa dan segala kelemahan Zakeus. Jika cinta yang sudah bicara, kita cenderung tidak melihat kekurangan dan dosa orang yang kita cintai. Dan oleh karena cinta yang dialami Zakeus yang sangat personal itu maka dia tidak tinggal dalam kelemahan dan dosanya tetapi justru karena mengalami dicinta maka dia mengobah diri. Point kita ialah maukah kita menerima cinta Yesus? Kalau mau maka kita akan berobah dan berkembang.

TRANSFORMASI-PEROBAHAN-PERTOBATAN (v.6-8)
Syarat pertama untuk membangun hubungan pribadi dengan Yesus adalah hasrat untuk bertobat. Pertobatan mulai dengan mengobah hal-hal kecil yang kita anggap sebagai dosa dan kekurangan kita. Kita pelan-pelan melihat hal-hal kecil mengapa kita tidak punya minat untuk membangun relasi dengan Yesus.
Lingkungan boleh saja memang tidak membantu kita untuk bertobat pelan-pelan. Akan tetapi jika niat dan kemauan dalam hati sudah ada, lingkungan yang tidak mendukung tidak akan menjadi penghalang untuk bertobat. Lihatlah lingkungan dan masyarakat sekitar Zakeus yang sama sekali tidak mendukung pertobatannya. Akan tetapi Karena secara pribadi di kedalaman hatinya sudah ada niat yang kuat maka pertobatan itu muncul dan berbuah.
Zakeus yang dulu mengalami kegelisahan dan kehampaan, setelah bertemu dan terbuka akan cinta Yesus maka dia mempunyai sukacita yang mendalam. Suka cita batin inilah yang mendominasi dan menggerakkan dirinya untuk bertobat. Sukacita karena mengalami kasih Yesus inilah yang mendominasi dirinya sehingga tidak terganggu oleh ocehan orang sekitarnya. Dia tidak rekatif dan melawan omongan orang yang mengatakan bahwa dia pendosa tetapi dengan jujur diakui hal itu dan dia memang mau meninggalkan itu. Semua itu karena dia sudah dikuasai oleh kasih Yesus. Sekarang dia merasa at home dengan dirinya. Dia mengerti betul apa arti dicinta yang menggerakkannya untuk kembali mencinta.
Pertobatan dan transformasi terjadi bukan tanggung-tanggung dalam diri Zakeus hanya karena dia terbuka untuk menerima cinta kasih Yesus. Dia sungguh tergerak penuh suka cita untuk mempersembahkan miliknya kepada orang miskin. Dia memberi yang dia miliki dengan penuh sukacita. Setengah dari miliknya akan dibagikan kepada orang miskin. Luar biasa. Kemudian dia berjanji jika ada orang yang diperasnya akan dia kembalikan empat kali lipat. Pertobatan yang tidak tanggung-tanggun.
Dalam hukum dan peraturan Yahudi pada saat itu, seorang pencuri harus mengembalikan 150% dari yang dia curi. Dalam hukum dan peraturan Romawi yang berkuasa pada saat itu, hanya orang penjahat kelas berat yang dituntut mengembalikan empat kali lipat. Zakeus karena pertobatannya melebihi ketentuan hukum yang berlaku.
Melihat kesungguhan pertobatan Zakeus ini, Yesus menaruh simpatik yang luar biasa. Yesus tidak menyebut dia Zakeus anak tukang Bea Cukai tetapi memanggilnya sebagai anak Abraham. Menyebut nama Abraham itu berarti menunjuk bahwa sungguh besar iman Zakeus dalam awal pertobatannya.
Memang pertobatan itu sangat mahal harganya. Dan biasanya barang yang mahal tentu kegunaanya pun sangat berharga dan menyenangkan. Bukan murah untuk mengobah diri dengan segala kelemahan kita tetapi bukan berarti tidak bisa. Bisa jika, jika kita sudah menerima kasih Yesus yang menerima kita dengan segala kekurangan dan dosa kita.
Zakeus rela melepaskan keterikatannya dengan segala miliknya yang besar dan ganjarannya adalah SUKA CITA YANG MENDALAM DAN KEDAMAIAN. Suka cita yang mendalam dan kedamaian itu mengusir kegelisahan batinnya. Itulah khasyat sebuah pertobatan.
Mari kita renungkan Kisah Para Rasul 2: 36-39.
Pertobatan dimulai dengan mengetahui mana yang benar dan mana yang salah. Tetapi pertobatan tidak cukup hanya mengetahui mana yang benar dan salah. Pertobatan ada jika kita berusaha terus menerus dengan jatuh bangun untuk menjadi benar di hadapan sesama dan Tuhan.
Pertobatan berawal dari rasa bersalah. Tetapi orang yang merasa bersalah tidak semua sampai kepada sebuah pertobatan. Untuk sampai kepada sebuah pertobatan, dia sungguh membutuhkan keterbukaan penuh rendah hati.
Pertobatan bukan sama dengan minta maaf atau mohon ampun. Pertobatan terjadi ketika kita sungguh mengalami dan mengerti apa artinya diampuni. Zakeus sungguh mengalami betul apa artinya diampuni.
Pertobatan bukan sama dengan rajin beribadat dan mengikuti aturan agama. Orang Farisi luar bisa tekun beribadat dan melakukan puasa serta melayani di sekitar altar dan mimbar Tuhan, tetapi mereka menghalangi orang untuk bertobat.

APA YANG TERJADI DALAM DIRI ZAKEUS?

SEBELUM BERTEMU DENGAN YESUS SETELAH BERTEMU DENGAN YESUS

Selfishness Selflessness
Self-Centeredness Christ-Centeredness
Gelisah Damai
SAD JOY

Tidak ada komentar: